Tahu nggak sih, kalau kucing liar, hewan yang sering banget kita temui di tempat makan kaki lima, ternyata juga ada yang langka. Meskipun kadang keberadaan kucing liar di tempat makan mengesalkan, sebagian dari mereka ternyata butuh dilindungi, lho. Seperti si Kucing Emas ini.
Jika ia berkeliaran di Sumatera, pasti kucing ini sudah diburu oleh penduduk sekitar. Masyarakat Sumatera masih mempercayai bahwa kucing yang memiliki sebutan macan kijang ini masih menyimpan unsur magis. Hal ini lah yang membuat masyarakat Sumatera seringkali memburunya untuk mengambil bagian-bagian tubuh mereka seperti cakar, gigi ataupun kulitnya karena dipercaya sebagai jimat.
Kucing yang memiliki nama Latin Pardofelis temminckii ini merupakan jenis kucing liar berukuran medium yang memiliki panjang tubuh sekitar 66 hingga 105 cm, panjang ekor 40 hingga 57 cm, tinggi mencapai 56 cm serta berat badannya sekitar 9 sampai 15 kg. Nggak hanya berwarna cokelat keemasan, kucing emas juga ada yang berwarna abu-abu ataupun cokelat tua.
Selain di Indonesia, hewan yang lebih banyak aktif di malam hari ini juga bisa ditemui di China, Bangladesh, India, Bhutan, Kamboja, Laos, Nepal, Thailand, Malaysia, Myanmar dan Vietnam. Jumlah pasti dari keberadaan hewan pemangsa tikus, reptil, burung, rusa muda, kambing hingga anak kerbau ini belum diketahui, namun diyakini bahwa jumlahnya terus menurun dari tahun ke tahun. Karena itu, kucing liar ini digolongkan sebagai satwa Apendix I yang artinya ‘dilarang untuk diperdagangkan’ oleh CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora).
Dulu, kucing emas ini sempat dinyatakan punah di Indonesia, lho. Tapi kemudian di tahun 2005, beredar foto kucing emas yang berada di Way Kambas. Nah, sejak saat itu, kucing yang jago memanjat ini dilindungi keberadaannya oleh Undang-Undang. Sayangnya, populasinya masih saja terancam akibat lahan habitatnya yang semakin sempit akibat pembangunan serta mitos yang masih saja dipercaya oleh masyarakat. Ini membuktikan kalau manusia menjadi pengancam terbesar akan keberadaan mereka. So, save the Golden Cats
Tidak ada komentar:
Posting Komentar