JAKARTA - Tahukah Anda jika wirausaha adalah bidang 
pekerjaan yang paling mulia? Bagaimana tidak, profesi ini membuka 
peluang kerja bagi orang lain. 
Demikian diungkapkan Pembantu Rektor 
III Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Warsito dalam sosialisasi 
Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Undip. "Pengusaha adalah pekerjaan 
paling mulia karena wirausaha bisa menghidupi orang lain," ungkap 
Warsito, seperti dikutip dari situs Undip, Rabu (10/4/2013).
Dia 
menyebut, jumlah pengusaha di Indonesia masih kurang dari dua persen, 
kira-kira masih sekira 1,6 persen. Padahal idealnya dalam satu negara 
jumlah pengusahanya sekira empat hingga lima persen dari jumlah 
penduduk.
"Jadi sebenarnya masih banyak peluang untuk menjadi 
pengusaha, Lebih bagus lagi jika usaha yang digeluti sesuai dengan ilmu 
yang dipelajari," tambahnya.
Menurut Warsito, keuntungan akan 
menyertai orang yang berprestasi dan senantiasa kreatif. Pengusaha yang 
sukses, lanjutnya, tidak berpikir tentang keuntungan yang diperoleh tapi
 prestasi dan kreativitas, sehingga mereka tekun dalam bekerja.
"Paling
 tidak nantinya dengan program ini bisa mengubah mindset jiwa 
berwirausaha mahasiswa. Walaupun tidak sebagai wirausaha tapi bisa 
selalu berpikir kreatif dan berpikir untuk dapat bermakna terhadap 
masyarakat," urai Warsito.
Pada kesempatan itu, hadir pula seorang
 mahasiswa Undip yang telah sukses berwirausaha untuk berbagi cerita 
kepada para mahasiswa lainnya. Mahasiswa Teknik Informatika FSM Undip 
bernama Massinangling Gumelar itu telah sukses dengan bisnis Leker 
Klenger. Bahkan Gumelar kini memiliki 60 stand.
Gumelar 
menyampaikan, memulai profesi sebagai seorang wirausaha harus memiliki 
mental yang kuat. "Untuk memulai bisnis harus memiliki mental kuat yang 
berarti juga harus tahan banting," kata Gumelar.
Dia menambahkan, 
saat berbisinis, kita tidak bisa hanya memiliki satu rencana. 
Setidaknya, kata Gumelar, seorang wirausahawan harus memiliki lima 
rencana cadangan.
"Kita harus mempersiapkan paling tidak lima 
rencana dalam berbisnis. Jadi, apabila rencana pertama gagal maka pakai 
rencana kedua. Rencana kedua gagal pakai rencana ketiga, begitu 
seterusnya," imbuhnya.(rfa) 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar