Jakarta - Peluang pasar software di Indonesia sangat besar. Sayangnya, terbilang masih sedikit yang melihat ceruk ini.
Mengutip
data dari Business Monitoring International, Direktur perusahaan
software lokal Andal Software, Indra Sosrodjojo mengatakan, untuk tahun
2013 peluang pasar software di Indonesia sebesar USD 800 juta, naik 16
persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Informasi ini didapat dari
data belanja IT Indonesia. Secara garis besar kecenderungannya,
pertumbuhan belanja software kenaikannya lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan hardware dan IT service.
"Tapi
di Indonesia masih sedikit yang bermain. Karena di Indonesia belum
banyak industri software. Masih custom dan semi custom. Itu gak termasuk
industri," kata Indra ditemui dalam media gathering di Din Tai Fung,
Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis (11/4/2013).
Dikatakannya, di
Indonesia ada sekitar 1.000 perusahaan software. Sebanyak 200-an
perusahaan ini umumnya menjual software dengan cara custom made, yakni
membuat software sesuai dengan pesanan customer.
Dijelaskannya,
ada tiga cara menjual software. Selain custom made, ada juga semi
custom, yaitu membuat software sesuai dengan pesanan, sudah punya pola
dasar software yang akan dipesan customer dan cara ketiga yaitu paket.
Cara terakhir, software dibuat, kemudian dijual tanpa harus melakukan
modifikasi software.
Dimintai pendapatnya mengenai gambaran
industri software di Indonesia, dikatakan Indra, Indonesia lebih banyak
mengadopsi model penjualan produk.
"Kalau seperti di India, China
itu kan model service. Di Indonesia yang cocok dan memang kebanyakan
seperti itu. Kalau service lebih repot. Perusahaan besar yang mau pakai
service sebuah perusahaan software harus punya izin, sertifikasi, dan
lain-lain, untuk start lebih susah," tandasnya.
(rns/ash)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar