Jakarta - Banyak perusahaan manufaktur mengalami
masalah pada sistem payroll mereka. Menyadari hal tersebut, perusahaan
software lokal Andal fokus menggarap segmen ini, berjualan software
untuk kepentingan payroll.
Jadi secara garis besar, strategi utama
andal di indonesia lebih ke berjualan produk paket yang fokus di
payroll. Untuk saat ini gak ada kompetitornya karena cuma Andal yang ada
di segmen ini.
"Perusahaan manufacturing itu karena sangat banyak
orangnya, paling banyak masalah di payroll. Misalnya surat perintah
lembur terlambat masuk payroll, lembur atau absen gak terekam jadi
bolong-bolong masuk ke sistem payroll," kata Direktur Andal Software
Indra Sosrodjojo ditemui dalam media gathering di Din Tai Fung, Plaza
Indonesia, Jakarta, Kamis (11/4/2013).
Dikatakan pria berkacamata
ini, itulah sebabnya perusahaan manufacturing membutuhkan solusi
software untuk sistem payroll yang tepat. Ini juga yang membuat Andal
optimistis menggarap segmen ini.
"Dalam 2-3 tahun ke depan, kami masih akan main di payroll. Pemainnya di sini sekitar 100-an perusahaan," katanya.
Dari
market opportunity 20 ribu customer, Andal menargetkan hingga 2015
mereka sudah punya 500 customer. Saat ini, pengguna software payroll
Andal adalah 200 customer.
"Saya rasa itu sudah cukup banyak. Pertumbuhan Andal sendiri terbilang eskponensial," ujarnya.
Fokus
ke segmen enterprise menengah ke atas, Andal pun kini semakin
mengerucutkan spesifikasi produknya untuk segmen tersebut. Jika dulu
mereka punya aplikasi untuk UKM seperti pengelolaan keuangan Smart GL,
produk tersebut sudah tak lagi mereka jual sejak 2004.
Selain
sistem payroll, sejak 2001 Andal Software juga fokus menggarap aplikasi
untuk Human Resources, PPh 21 dan attendance yang bernama Andal Kharisma
dan Andal PayMaster.
(rns/ash)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar