Selebritas selalu menarik sebagian remaja dalam penampilan. Demi
tampilan bak artis idola, remaja rela berdandan, berpakaian dan mewarnai
rambut.
Namun, tak semuanya berakhir dengan sukses. Berikut beberapa kejadian
fatal remaja yang mewarnai rambut. Mereka mengalami reaksi alergi parah
seperti tubuh membengkak, kulit terbakar hingga kematian.
Bethany Rodd
Gadis 16 tahun ini harus mengalami pembengkakan pada wajah dan mata
yang nyaris buta setelah mewarnai rambut dengan cat semi permanen. Usai
mewarnai rambut dengan cat warna hitam, dia tak merasakan gejala
apapun. Namun seminggu kemudian, saat warna catnya mulai memudar,
Bethany mulai merasakan sesuatu yang berbeda.
Wajahnya mulai membengkak dan membuat matanya nyaris tertutup. Diduga, itu akibat para-phenylenediamine (PPD), pewarna kimia digunakan secara luas yang dapat memicu reaksi alergi.
Bethany yang juga alergi plastik dan penisilin, harus diberi
serangkaian suntikan steroid agar tak memicu reaksi alergi di masa
depan. Dokter mengatakan dia tak dapat mewarnai rambut lagi demi
kesehatannya.
Jack Taylor
Berharap dapat memiliki gaya rambut yang lebih keren, Jack, 15,
mewarnai rambut dengan cat warna hitam. Alih-alih menjadi gaya, beberapa
jam setelah memakai cat rambut, kepalanya membengkak, melepuh hingga
ke area wajah dan telinga.
Bahkan, ruam parah di wajahnya juga sempat mengeluarkan darah. Dia
harus mendapat suntikan steroid dan antihistamin selama empat hari
sebelum gejala-gejala ini menghilang. Kulit kepala dan wajahnya mulai
berangsur membaik setelah diobati selama empat minggu.
Chloe Robins
Gadis 14 tahun ini tergila-gila mengubah penampilannya menjadi bak
pesohor. Dua hari setelah mewarnai rambut bukannya penampilan menarik,
ukuran kepalanya membengkak dua kali dibanding ukuran normal. Ia bahkan
merasa, wajahnya berubah seperti ukuran gajah.
Akibat alergi ini, sang ibu, Joanna langsung melarikannya ke rumah
sakit. Selain mengalami pembengkakan, Chloe juga mengalami kesulitan
bernapas, gatal-gatal dan kesakitan. Bahkan dari pori-pori kepala gadis
ini mengalir cairan kuning serupa nanah. Ternyata, Chloe juga
mengalami reaksi alergi PPD.
Tabatha McCourt
Hal
yang lebih mengenaskan terjadi pada remaja 17 tahun, Tabatha McCourt.
Reaksi alerginya berlangsung sangat cepat dan membuat gadis ini tak
tertolong. Hanya berselang 20 menit setelah mewarnai rambut bersama
sahabatnya, Tabatha merasa sangat kesakitan hingga menjerit dan
menarik-narik rambutnya, muntah dan pingsan.
Di rumah sakit, para dokter tak dapat menolong nyawanya. Tabatha meninggal di hari yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar