Bayi bisa jadi lebih cerdas dari yang kita pikirkan. Sebuah penelitian
baru menemukan bahwa bayi yang berusia kurang dari setahun bisa
mengetahui orang dewasa bisa dipercaya atau tidak. Penelitian itu
diungkapkan di Infant Behavior and Development.
"Bahkan di usia yang masih belia, anak-anak tidak menelan informasi
dengan membabi buta," kata Diane Poulin-Dubois, ketua peneliti dan guru
besar psikologi di Pusat Penelitian Perkembangan Manusia Universitas
Concordia. Informasi yang meragukan atau berlawanan secara otomatis
disaring oleh sistem kognisi anak-anak. "Anak muda tidak mudah tertipu."
Untuk menentukan apakah bayi-bayi itu mencerna mentah-mentah atau
melihat kredibilitas orang di sekitarnya, Poulin-Dubois dan koleganya
melakukan sebuah percobaan menarik yang melibatkan 60 bayi berusia
antara 13 dan 16 bulan. Separo bayi itu berinteraksi dengan orang
dewasa "yang bisa dipercaya", sisanya berinteraksi dengan orang dewasa
"yang tak bisa dipercaya". Mereka bermain dengan kotak yang dalam
beberapa kasus berisi mainan dan lainnya kosong.
Pada percobaan pertama, orang dewasa akan melihat di dalam kotak dan
menampakkan keceriaan dan kebahagiaan. Kemudian bayi-bayi itu suruh
melihat ke dalam kotak untuk mengetahui apa yang membuat orang dewasa
bermimik seperti itu. Orang dewasa "yang tidak dipercaya" berkomentar
"ooo" dan "ah" jika melihat kotak kosong, sementara orang dewasa "yang
bisa dipercaya" membuat keributan hanya jika di dalam kotak ada
mainan.
Percobaan kedua menggunakan pasangan bayi-orang dewasa yang sama. Kali
ini orang dewasa menggunakan dahi selain tangannya untuk menyalakan
sebuah lampu. Idenya adalah bahwa bayi yang percaya kepada teman orang
dewasanya akan mencoba meniru perilaku mereka. Benar saja, bayi-bayi
lebih suka menggunakan dahi mereka untuk menyalakan lampu saat mereka
bermain permainan "apa yang ada di dalam kotak?" dengan orang dewasa
"yang bisa dipercaya" dibandingkan ketika mereka bermain dengan orang
dewasa "yang tidak bisa dipercaya".
Untuk anak kecil, itu semua berkaitan dengan bagaimana bertahan hidup.
"Kita adalah makhluk sosial dan keturunan manusia tergantung pada
pengasuh mereka untuk waktu yang lama. Belajar dari orang lain
merupakan kunci untuk belajar budaya tetapi hal itu mengandung risiko
juga seperti informasi yang tidak tepat. Kemampuan untuk melacak
orang-orang 'tidak biasa' atau 'tak bisa dipercaya' menjadi senjata
untuk melindungi bayi-bayi itu saat memperoleh informasi salah," jelas
Poulin-Dubois. Satu dari contoh paling sederhana adalah kepercayaan
yang diberikan oleh orang dewasa. "Umur merupakan salah satu isyarat
dan digunakan oleh bayi dan anak prasekolah. Mereka akan meniru orang
dewasa dibandingkan dengan anak-anak kecuali orang dewasa terlihat
tidak bisa dipercaya dan anak-anak lebih dipercaya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar