Jumat, 18 Oktober 2013

Cara Pamer yang Baik dan Benar


Ketika mendapat mandat untuk menulis tema ini dari editor, di pikiran gua langsung tertuju pada burung, burung merak, bukan nama pelabuhan, dan juga bukan nama warna.

Bisa dibilang burung merak adalah burung yang sombong, kenapa? Karena dia suka memamerkan keindahan bulu-bulunya. Coba bayangkan bagaimana perasaan burung puyuh atau ayam kate setiap melihat keindahan bulu merak, pasti iri. Namun meskipun begitu, walaupun suka pamer bulu, burung merak tidak serta merta dibenci, teman-temannya sesama komunitas burung tetap mencintainya. Berbeda dengan Ridho Rhoma dan bulunya.

Nah, manusia pun sebenarnya juga bisa meniru cara pamer si burung merak, karena pada dasarnya pamer adalah sifat alamiah manusia. Buktinya manusia sejak masih dalam kandungan aja udah difoto-foto pake kamera USG, itu kan narsis namanya, pamer juga itu. Makanya, sekarang gua mau ngasih tau gimana caranya pamer yang baik dan benar, seperti burung merak, manis, dan elegan. Gini nih caranya:

1.    Ilmu Ikhlas
Ikhlas atau tulus memang bisa dibilang adalah suatu hal yang klise, enak bila diucap, namun sulit untuk diperbuat. Namun bila sudah ketemu sela yang pas, ilmu ikhlas sangatlah bermanfaat dalam kehidupan, termasuk pula buat pamer.

Oleh karena itu saya sarankan kepada kalian semua wahai umatku di Nyunyu, apabila kalian ingin pamer, pamerlah secara ikhlas. Saya tahu, kalian pasti bingung tidak mengerti pamer yang ikhlas itu seperti apa maksudnya, dan memang sebaiknya jangan berusaha untuk mengerti, tapi rasakan, dan lakukan saja. Niscaya, dijamin, seratus persen, lama-lama kalian pasti gila.

2.    Selaraskan dengan Kehidupan
Yang kedua, jikalau kalian sudah menetapkan rasa ikhlas di dalam dada rosada, maka kalian harus menyelaraskan pamer yang sudah ikhlas tersebut dengan kehidupan nyata kalian.

Dengan kata lain, pamerlah sesuai dengan keadaan. Prinsipnya adalah: pamer boleh, bohong jangan. Kalau kalian memang suka musik, pamerlah segala hal yang berhubungan dengan musik. Kalau kalian memang suka olahraga, pamerlah segala hal yang berhubungan dengan olahraga. Dan kalau kalian Sukabumi, pasti dekat dengan Pelabuhan Ratu (boleh nih kapan-kapan maen).

3.    Optimalisasi
Setelah orang-orang di sekitar menyadari kalo lo adalah tukang pamer yang ikhlas, dalam artian tukang pamer yang gak nyebelin, maka sudah saatnya pamer lo berlanjut ke tingkat yang lebih global.

Di dalam era digital sekarang ini, semakin banyak channel yang bisa kita gunakan untuk pamer, terutama socmed, dan ini harus dioptimalkan demi tercapainya masyarakat pamer yang madani. Jadi, pamerlah sesuka hati kalian, sepuasnya. Lo bisa pamer mulai dari barang yang lo punya, skill yang lo bisa, makanan yang kalian makan, tempat yang kalian datangi, hingga ke momen-momen kemesraan, KALO punya pasangan. Inget, kalo.

4.    Sentuhan Sentimentil
Setelah tiga langkah di atas lo terapkan dan aplikasikan dalam aspek-aspek kehidupan yang mengacu pada azas pamer, maka sudah saatnya lo melangkah ke tingkat selanjutnya, agar pamer lo menjadi semakin ultimate.

Caranya adalah dengan menggunakan pilihan kata yang oke. Kalo lo jago merangkai bunga untuk dikirim ke kuburan mantan kata, maka sertakanlah caption yang pas untuk setiap pamer yang lo perbuat. Yang pasti kata-kata tersebut haruslah sesuai dengan pamernya. Misalnya lo pamer sepatu lari baru lo yang harganya wuih, lo bisa kayak gini.

Dijamin orang-orang pada meleleh, kayak ingus.

Demikianlah empat langkah untuk menuju masyarakat pamer yang madani. Semoga dengan adanya tulisan ini, dapat membantu teman-teman sekalian wahai umatku di Nyunyu.com yang sedang mengalami masa paceklik pamer. Satu lagi pesan dari saya, pamerlah sewajarnya saja, jangan berlebihan. Sebab kalau misalnya mau pamer yang tidak wajar, SEWA GEDUNG GIH MENDING SEKALIAN BIKIN PAMERAN.

Ingat, pamer boleh, bohong jangan.

Sekian, wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar